Tuesday 23 July 2013


“Dicky! Dicky!”. Suara ratusan siswa/I SMAIT Insantama riuh rendah ketika mendukung salah satu kandidatnya untuk menjadi ketua OSIS SMAIT Insantama. Pemilihan Ketua OSIS yang diadakan pada (15/7) di lapangan basket SMAIT Insantama ini semakin memeriahkan suasana masuknya siswa/i kelas 10 yang baru resmi jadi anak SMA.

Melalui seleksi ketat dari seluruh rakyat SMAIT Insantama, akhirnya terpilihlah calon-calon ketua OSIS berikutnya. Dicky, Ino, Faris, Icha, dan Zahroh. 5 orang pilihan inilah yang hari ini akan mempromosikan sekaligus menunjukkan diri mereka bahwa mereka emang layak jadi Ketua OSIS.

Tepat pukul 09.00 WIB, tempat dan sarana pemilihan ketua OSIS sudah dipersiapkan. Sekarang, seluruh audience menantikan kelima kandidat memasuki “Panggung Peperangan”. Para siswa/I yang sudah menunggu di samping lapangan menyambut meriah atas kedatangan para lima kandidat istimewa. Sorak sorai terdengar menyebutkan kandidat dukungan masing-masing. Suasana ramai dukungan terus berkumandang hingga para kandidat duduk di kursi panas yang telah disiapkan di tengah lapangan basket yang menghadap penonton. Hingga para kandidat duduk, barulah para siswa/I bisa “menutup” mulutnya.

Acara diawali dengan sambutan Ketua OSIS periode 2012/2013, Ahmad Nazhif, yang sekaligus berperan sebagai moderator. “Selamat datang para calon Ketua OSIS SMAIT Insantama periode 2013/2014 yang telah menjadi kepercayaan anak-anak atas terpilihnya antum semua di sekolah SMAIT Insantama ini” Sambut Nazhif.

Dilanjutkan dengan promosi dari masing-masing kandidat agar para siswa mau memilih mereka secara terbuka. Promosi para kandidat selalu disambut dari teriakan para pendukungnya. Semua kandidat mendapatkan dukungan yang setara dengan kandidat yang lain. Ada yang membuat yel-yel, ada juga yang membuat lagu gubahan agar kandidat mereka tetap semangat. Selain itu, ada juga yang memeriahkan acara dengan pukulan perkusi dari alat-alat bekas sekitar. Bahkan, guru pun ikut berperan aktif dalam memeriahkan pemilihan Ketua OSIS SMAIT Insantama periode 2013/2014.

Satu per satu kandidat maju untuk mempromosikan diri mereka. Inilah saat di mana mereka harus bisa dikenal oleh rakyatnya. Visi misi, ilmu kepemimpinan, kemampuan analisis, serta kemampuan problem solving mereka diuji pada sesi ini. Keringat dingin bercucuran pada masing-masing kandidat, tanda beratnya amanah yang harus mereka pegang.

Akhirnya, setelah kelima kandidat selesai mempromosikan dirinya, maka tantangan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari juri. Melalui pertanyaan-pertanyaan ini, kandidat-kandidat ketua OSIS ditantang untuk mempunyai pengetahuan yang luas.

Suasana memanas. Tantangan pun berlanjut. Kemampuan analisis masalah, problem solving, dan kepemimpinan mereka ditantang dalam babak memecahkan masalah. Juri memberikan suatu masalah yang harus mampu diselesaikan oleh masing-masing kandidat. Dengan ini, dapat dilihat bahwa para kandidat ternyata mampu menjadi problem solver. Bahkan, kemampuan problem solver inilah yang nantinya akan banyak digunakan selama menjabat menjadi ketua OSIS SMAIT Insantama.

Maka, acara memasuki babak puncak. Masing-masing siswa/I boleh memilih 2 dari 5 kandidat, yang diharapkan mampu menjadi Ketua OSIS. Setiap orang dibekali selebaran kertas yang wajib diisi dengan 2 nama saja.

“Ino! Ino!” Dukung pendukung Ino yang telah mendukung dari awal acara hingga waktu sholat dzuhur tiba. Acara memasuki break karena waktu shalat telah tiba. Sementara para juri mendata hasil penilaian, para siswa dipersilahkan sholat dzhuhur. Sedangkan 5 kandidat dipersilahkan untuk sholat dan memisahkan diri di tempat berbeda dan jauh. Hal ini disengajakan agar kandidat tidak berkomunikasi langsung dengan calon-calon rakyatnya.

Pukul 13.00 WIB tepat, siswa sudah berkumpul di tempat sebelumnya untuk menikmati kelanjutan acara. Namun, Nazhif selaku salah satu juri, mengumumkan sebuah masalah yang terjadi. “Intinya, gimana kalo para kandidat kalian masih belum sesuai dengan batas minimal penilaian kami?”. Mendengar kata-kata ini, calon-calon rakyat langsung kaget dan hening agak lama. Semua orang tak habis fikir, kenapa calon-calon mereka tak ada satupun yang mampu memenuhi kriteria dan layak menjadi ketua OSIS?

“Dan karena dari masing-masing peserta tidak ada satu pun yang memenuhi kriteria dewan juri dan pantas menjadi ketua osis, maka opsinya hanya 2. Ana, sebagai ketua osis lama, akan tetap menjabat sampai Desember. Ketua OSIS-nya tetep ana, tapi BPH dan pengurus OSIS-nya yang akan diganti.”

“Yang kedua, Ketua OSIS, BPH, dan pengurus OSIS lama akan tetap menjabat hingga Desember, sampai calon-calon yang sekarang bisa dianggap layak untuk menjadi ketua OSIS….” Itulah beberapa patah kata yang diucapkan Nazhif dengan suara berat. Suasana hening, kini menjadi semakin tegang.

“Dan apapun pilihannya, ana tetep harus bisa menerimanya…” Ucap Nazhif sedikit tersenyum, menunjukkan sedikit bebannya kepada khalayak.

Taka da satu pun dari audience yang berani berbicara. Semua tenggelam pada fikirannya masing-masing. Opsi pertama, jelas berat. Nazhif selaku ketua OSIS lama, harus terus menjabat hingga Desember, dan membawahi struktur kepengurusan OSIS angkatan 3. Mendengar opsi yang pertama ini, sampai-sampai ada akhwat kelas 11 yang menangis, tidak menyangka bahwa keadaan akan menjadi runyam seperti ini.

Opsi kedua, jelas lebih berat lagi. Seluruh kelas 12 yang seharusnya saat ini fokus pada LKMA dan UN, justru waktunya akan kembali tersita oleh OSIS. Beban yang sudah bertumpuk, akan semakin bertumpuk.

Dan walhasil, dari kedua opsi yang amat sangat tidak menyenangkan ini, menimbulkan banyak ketidaksetujuan. Beberapa peserta berinisiatif untuk berbicara, mengungkapkan ketidaksetujuan mereka. Akan tetapi, perdebatan langsung selesai begitu Pak Karebet selaku salah satu juri mengungkapkan inti permasalahannya. Dan, tak ada satu pun siswa yang kembali protes. Mau tidak mau, semua harus menuruti keputusan yang ada.

“Dan sekarang kita sambut kelima kandidat kita!” Suasana yang tegang tiba-tiba terpaksa pecah akibat datangnya calon-calon ketua OSIS yang tiba di luar rencana. Masalah yang ada belum selesai, dan para kandidat sudah terlanjur datang. Nazhif yang aslinya kebingungan, terpaksa memasang muka senang. Sebuah pertanyaan terus menerus muncul. Mau jadi apa nanti OSIS SMAIT Insantama?

Para kandidat yang sudah terlanjur datang pun duduk. “Bagaimana anak-anak, apakah mau dilanjutkan dengan pembacaan keputusan juri atau tidak?” ulas Pak Karebet, tegas meyakinkan. Para siswa/I langsung diam sejenak sehingga membuat heran para kandidat yang baru sampai di tempat. “Lanjuuuuut!” Jawab seorang siswa kepada juri dan yang lainnya.

Akhirnya, juri memberitahukan yang sebenarnya kepada seluruh siswa/I dan para kandidat mengenai nilai yang juri dapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan Ketua OSIS seharusnya memiliki nilai yang pas, bahkan melebihi yang juri inginkan.

“Sebenarnya ini tidak boleh diberitahukan di depan para kandidat ini. Tapi apa boleh buat lagi jika ini memang harus dilakukan” Kata Pak Karebet. Semua langsung termenung mendengar kabar ini. Salah seorang siswi berteriak yang menyampaikan bahwa tidak mungkin kalau kebijakan terakhir juri itu diambil. “Lantas bagaimana caranya agar mereka mampu mendapatkan nilai yang juri harapkan?” Tanya Pak Karebet selaku juri. “Begini, kalau bisa kita lihat dari mereka tidak ada yang rescpect terhadap masalah ini. Baru acara ini, bagaimana nanti ketika menjabat ada masalah yang yang harus diselesaikan dengan segera tapi Ketua OSIS tidak langsung bertindak seperti sekarang?” Pendapat Bu Retno sebagai salah satu juri dari kalangan Akhwat. Satu per satu para kandidat langsung berinisiatif mengomentari pendapat juri barusan.

Terus menerus terjadi pembelaan antara siswa dan juri. Bahkan para 5 kandidat itu pun ikut terjun berjuang membela diri mereka dengan alasan-alasan yang masuk akal. Semakin lama waktu berlalu, semakin panas pula suasana yang terjadi di halaman depan asrama.

Acara berhenti sejenak karena lelahnya semua peserta. Sambil beristirahat, juri terus menerus berdiskusi, apa opsi terbaik untuk OSIS? Setelah sekian lama berdiskusi, akhirnya juri meminta masing-masing kandidat untuk berpidato kepada calon rakyatnya, bahwa mereka memang layak untuk menjadi pemimpin OSIS selanjutnya.

Keringat dingin dari masing-masing kandidat mulai jatuh. Sebelumnya, para siswa diminta berdiri dan mengikuti perkataan Nazhif yang intinya, semua siswa harus mau dipimpin dan patuh terhadap pimpinan OSIS yang ada di depan mereka. Masing-masing kandidat maju, berpidato, dan meyakinkan semua audience, bahwa mereka memang layak untuk menjadi pemimpin, dan meminta kerjasama calon-calon rakyatnya untuk mau membawa mereka menjadi pemimpin yang baik. Kata-kata masing-masing kandidat pun diabadikan dalam sebuah kamera.

Dengan selesainya sesi pertanggungjawaban, dilanjutkan dengan pembacaan pemenang oleh juri atas hasil dari pilihan para siswa/I SMAIT Insantama. “Dan yang terpilih menjadi Ketua OSIS SMAIT Insantama periode 2013/2014 adalah … Dicky, selamat!!!” Jelas Nazhif seraya memindahkan mic di tangannya kepada Dicky, sebagai simbol bahwa kepengurusan OSIS yang lama sudah berpindah kepada yang baru.

Para kandidat yang lain langsung terharu dan (kandidat ikhwan) bersalaman kapada Dicky atas terpilihnya Dicky menjadi Ketua OSIS. Acara berakhir dengan senang dan gembira, karena sesi penuh ketegangan sudah selesai. Ternyata, penilaian juri yang belum memenuhi kriteria, hanyalah sebuah drama yang dibuat juri agar seluruh kandidat menunjukkan kepemimpinannya, yang kemudian diakui oleh rakyatnya. Semua siswa/I pendukung kandidat yang lain pun tidak bentrok atau ricuh. Semua berjalan lancar, hingga acara ditutup oleh moderator. Akhirnya, hari ini, Insantama memiliki seorang pemimpin baru. Allahuakbar!!! [114]

0 komentar:

Post a Comment

Unordered List

Sample Text

Member Blogs

Total Pageviews

JAISH. Powered by Blogger.

Followers

What is JAISH?

My photo
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
JAISH (Journalist Asossiation of Insantama Senior Highschool) adalah sebuah club yang bergerak di bidang jurnalis di SMAIT Insantama Bogor

Cari Artikel

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget