Saturday, 18 January 2014

Tak tanggung-tanggung, di Ajang Remaja Berprestasi yang kesembilan (Aresta 9) siswa/i Insantama kembali ikut berpartisipasi. Segala persiapan lomba-lomba sudah dilakukan sekitar sebulan sebelum keberangkatan menuju tempat pelaksanaan Aresta sembilan, yaitu PonPes Husnul Khatimah di Kuningan Jawa Barat.

Kamis (09/01), delapan perwakilan Insantama yang dua diantaranya itu adalah akhwat plus seorang pembina berangkat menuju Kuningan pukul 09:30 dengan menggunakan mobil pribadi. Perjalanan yang cukup melelahkan sekitar enam jam menuju pusat kota Kuningan tak sedikitpun membuat mereka ragu,  hingga sampai tujuan pukul lima sore.

Diantara lomba-lomba yang diikuti adalah nasyid, eksperimen ilmiah, fotography, essay dan debat bahasa Indonesia. Yah kedelapan perwakilan ini dibagi ke dalam empat cabang lomba sehingga salah satu dari mereka mengikuti dua lomba sekaligus bahkan ada satu orang yang ikut tiga perlombaan sekaligus. Disini itulah yang menjadi tantangan tersendiri, mereka harus mampu memanage waktu ke dalam seluruh lomba. Hingga pembukaan Aresta sembilan pada esok harinya, mengisyaratkan agar mereka harus segera bergegas ke tempat pelaksaan lomba.

Jum'at (10/01), suara gong yang dipukul oleh perwakilan pemerintah sebagai tamu undangan menandakan Aresta Sembilan ini resmi dilaksanakan. Inilah tampak gong suci penanda waktu perjuangan dimulai, dan sekaligus yang nanti akan memberi tahu waktu berakhirnya Arest 9. Tim Insantama yang berjumlah delapan orang segera menuju panggung perlombaan masing-masing dengan hikmat.


Di lomba eksperimen ilmiah Insantama mewakilkan tiga siswa sebagai juru bicara Shiddiq Ilham, Hafiz Rasyidi, Kurnia Adi yang mengambil tema "Permanganat sebagai Indikator Keberadaan Formalin". Dan di saat bersamaan lomba fotografi juga sudah dilaksanakan, dua siswa dan siswi dari Insantama mengikuti lomba ini Annisa Nurul Mardiyah dan Kurnia Adi. Hingga hari menjelang sore, dua pelombaan ini berakhir para peserta beristirahat di tempatnya masing-masing.


Penjurian lomba eksperimen ilmiah dilakukan oleh tiga orang yang dua diantaranya adalah dosen di salah satu PTN di kuningan, yang menjadi juri ketiga adalah guru bahasa Indonesia. Sabtu (11/01) saatnya perlombaan yang paling di nanti, yaitu nasyid yang di dalamnya terdiri dari lima ikhwan sebagai personilnya. DevaCapella adalah nama yang mereka pilih di tim ini, lagi-lagi saat lomba nasyid sedang berjalan dua lomba lainnya juga sedang berlangsung yaitu essay dan debat bahasa Indonesia. Dua dari lima personil tim nasyid DevaCapella ikut sebagai peserta dua lomba tadi, sehingga memaksa panitia untuk merubah urutan tim nasyid menjadi yang terakhir.

Alhamdulillah tim debat Insantama masuk final, segera setelah lomba nasyid selesai salah satu siswa yaitu Ahmad Nadzif yang menjadi bagian penting di tim debat bergegas menuju aula perlombaan. Selain beliau Nussoibah dan Annisa Nurul adalah tim perwakilan debat. Hingga sesi debat berakhir dengan testimoni dari moderator dan masing-masing perwakilan dua tim yang masuk final.

Berpindah ke lomba essay, setelah sebelumnya Muhammad Afiffudi Al-fakhar sudah menyelesaikan giliran sore itu Shiddiq Ilham menjadi perwakilan terakhir Insantama yang masih ikut lomba. Malampun menjelang, Abduljalil Hazzi, Hafiz, Annisa, Zahro, Shiddiq, Adi, Afiffuddin dan Ahmad Nadzif bertemu pembinanya di salah satu saung disana. Merefresh segala gundah yang telah dilewati. Haripun berlalu

Dan saat-saat yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu pengumuman hasil juara seluruh perlombaan. Gong sucipun di pukul, sebagai pertanda acara Aresta 9 ini sukses dilaksanakan. Sorak sorai para panitia yang senang acara yang mereka sukses membuat suasana terasa haru. 

Acara demi acarapun berlalu, sontak ketika sudah berada di puncak penutupan yaitu sesi pengumuman seluruh manusia yang ada di bawah tenda utama bertepuk tangan sembari mengagungkan nama Allah. Allahu Akbar. Shiddiq Ilham menjadi Juara satu lomba essay tak diduga Afiffudin Al-Fakhar berada di posisi selanjutnya yaitu juara kedua. Lomba debat bahasa Indonesia Juara satunya ternyata kembali dari SMAIT Insantama, suara sahut-sahutan penyemangat kembali terdengar. Namun sayang lomba favorit para peserta yaitu nasyid, Insantama tidak mendapat gelar juara. Pun pada perlombaan fotografi, tiba saat-saat terakhir dimana juara umum akan diumumkan. Seluruh kepala terlihat tertunduk berdo'a "Juara Umum di Aresta sembila ini adalaaaaaah"

Wajah tegang para peserta membuat suasana sunyi, hingga MC mengumumkan "SMAIT Insantama adalah juara umum Aresta 9 kali ini" siswa/i Insantama yang ikut Aresta terlihat bingung selama beberapa detik. Namun akhirnya mereka sadar bahwa ini bukanlah mimpi, AbdulJalil Hazzi segera bergegas ke atas panggung untuk menerima piala terbesar di Aresta 9, yaitu piala juara UMUM yang diserahkan langsung oleh mudir PonPes Husnul Khotimah. Rasa Syukur tak henti-henti tercurah kepada Allahswt karna selalu memberikan nikmat yang tak henti-hentinya kepada kita. Penampilan dari Awan Voice selaku bintang tamu menjadi salam perpisahan yang sangat hangat dirasakan oleh perwakilan Insantama yang akan langsung bergegas pulang menuju kampus tercintanya.

Ucapan terimakasih kepada PonPes Husnul Khotimah, jajaran panitia juga para staff yang telah membantu. Dan juga Awan Voice yang telah menghibur.












0 komentar:

Post a Comment

Unordered List

Sample Text

Member Blogs

Total Pageviews

JAISH. Powered by Blogger.

Followers

What is JAISH?

My photo
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
JAISH (Journalist Asossiation of Insantama Senior Highschool) adalah sebuah club yang bergerak di bidang jurnalis di SMAIT Insantama Bogor

Cari Artikel

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget