Saturday 29 June 2013


Seorang pria sedang berangkat ke tempat sebuah perayaan pesta. Sampai di tempat dia melihat seorang perempuan cantik. Wajahnya yang sangat cantik membuat sang pria ini pun tertarik untuk bertemu dan mengobrol dengannya. sang pria malu ini pun akhirnya memberanikan dirinya hanya untuk sekadar bertemu. Namun tidak disangka perempuan cantik tadi malah mau menyempatkan waktunya untuk mengobrol sambil minum bersama. Tidak disangka oleh orang disekitarnya, penampilansang pria yang biasa dapat menarik hati perempuan cantik luar biasa.

Pria dan perempuan cantik itupun akhirnya duduk bersama di salah satu tempat kosong di restoran terdekat. “Saya pesan kopi 2 gelas” sahut pria tersebut kepada seorang pelayan. Sambil menunggu pesanan datang sang pria gugup untuk mengobrol dengan perempuan tersebut. Hingga akhirnya pesanan datang sang pria tidak mengucapkan sepatah katapun.

Tiba-tiba sang pria meminta sesuatu kepada salah seorang pelayan, “Bisa minta garam buat kopi saya?”. Tentu orang-orang yang disekitarnya sangat kaget melihat ada orang yang ingin minum kopi yang ditambahkan garam. Sang perempuan tentu sangat kaget dan langsung bertanya kepada sang pria, “Kenapa kamu mempunyai kebiasaan menambahkan garam ke dalam kopimu?”. Si pria menjawab, “Sebab sewaktu kecil saya tinggal di daerah dekat laut, bermain di laut, saya dapat merasakan asinnya laut, asin sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya meminum kopi asin ini saya selalu ingat kampong halaman saya, ingat rumah dan ingat orang tua saya yang masih tinggal di sana”.

Setelah kalimat terakhir mata sang pria berkaca-kaca. Kisah seperti ini membuat perempuan tersebut semakin tersentuh hatinya atas perkataan tulus sang pria. Dia berpandangan bahwa pria yang rindu kampung halaman berarti rindu rumah, rindu keluarga dan pria yang sangat bertanggung jawab. Kemudian perempuan cantik tersebut menceritakan juga masa kecilnya kepada sang pria. Akhirnya keduanya saling bercerita satu sama lain. Suasana yang tegang berubah menjadi cair dan hangat. Ini menjadi sebuah awal cerita yang indah bagi mereka berdua.

Lama-kelamaan mereka berdua berpacaran dan saling menikah. Sang pria telah mendapatkan seorang perempuan cantik yang sangat perhatian. Sang perempuan pun telah menemukan pria yang yang dapat memenuhi segala permintaannya, baik hati, peduli dan sangat pengasih.

Kopi asin yang berguna…

Kemudian cerita berlanjut layaknya seorang putri dan pangeran yang hidup bahagia. Satu sama lain sdah saling mengerti. Seperti sang putri yang sudah terbiasa setiap hari menuangkan garam kepada kopi sang pangeran.

Akhirnya sudah 50 tahun sang pangeran harus meninggalkan kehidupanya. Dia meninggalkan sebuah pesan yang berisi seperti ini :

Istriku tersayang, maafkan saya. Maafkan saya bahwa selama ini saya telah berdusta dan omonganku hanya bohong belaka ….. tentang kopi asin.

Masih ingatkah saat kita pertama kali bertemu sewaktu di restoran. Ya, saya sangat ingin sekali mengobrol denganmu. Namun hatiku sangat gugup. saya tidak akan berani untuk bertemu bahkan menyapamu. Tapi hatiku yang terlalu memaksaku untuk menyapamu. Saya tidak dapat mengatakan apapun dan yang ada di pikiranku hanya ingin berdua denganmu. Oleh karena itu ak ajak kamu untuk minum minuman di restoran terdekat.

Sejak saat itu saya lebih gugup lagi. Saya tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk selanjutnya. Lalu kupesan saja kopi agar saya tidak terlihat seperti orang gugup. Setelah pesanan datang saya meminta garam. Sebenarnya saya ingin meminta gula, kenapa jadi garam.

Oleh karena itu, karena sekarang saya sudak terjebak tidak dapat terhindar lagi. Sejujurnya kopi asin itu rasanya sangat tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.

Akhirnya air mata sang putrid keluar hingga membasahi kertas kertas pesan sang pangeran. Kemudian hari bila ada yang bertanya kepada sang putri, “Bagaimana rasanya kopi ditambahkan garam?”

Sang putrid menjawab, “Rasanya Manis”.

Kadang anda merasa anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain, tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat anda tentang seseorang itu bkan seperti yang anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.

Tambahkan cinta dan kurangi benci karena terkadang garam lebih manis daripada gula.

0 komentar:

Post a Comment

Unordered List

Sample Text

Member Blogs

Total Pageviews

JAISH. Powered by Blogger.

Followers

What is JAISH?

My photo
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
JAISH (Journalist Asossiation of Insantama Senior Highschool) adalah sebuah club yang bergerak di bidang jurnalis di SMAIT Insantama Bogor

Cari Artikel

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget