“praaak” sekaleng minuman soda kubuang dijalan tepat didepan nenek yang sedang mengemis. Tanpa merasa bersalah aku terus berjalan, hingga tak terasa seorang anak kecil menarik seragam abu – abu ku. “ Kakak…!.. kakkaakk..!”. Aku mengacuhkannya, berusaha tak mendengar meski ada petir disampingku. “ kakkkaaaak.. !! kakkk!” tarikannya makin kuat dan suaranya pun makin keras hingga orang2 di sekitar jalan melihatku.
“ Heeehh.. apaan sih gue bukan kakak lhoo !” . Anak itu pun melepaskan tarikannya dan diam. Kemudian ia memberiku kaleng yang tadi kubuang. “ Apa apaan nih..? lo kira gue pemulung hah..?”. Dia menggeleng dan tersenyum. “ gak kak, ini sampah kakak. Umi bilang kita gak boleh buang sampah sembarangan, itu namanya dzolim lho”.
“ aah bodo..!!”. Aku pun meninggalkannya dengan kesal. Aku menggerutu dalam hati kenapa semua orang begitu ? terlalu peduli dengan apa yang kulakukan namun tak peduli dengan perasaan ku. Untuk kali ini, aku masih memaafkan anak kecil itu, karena dia masih kecil. Tapi lihat saja, kalo ada yang seperti ini akan kuhajar dia.
Sambil berjalan menuju sekolah baruku yang menjengkelkan, aku masih menggerutu dalam hati. Bukan karena anak yang sok alim tadi, tapi karena semua orang tingkahnya mirip orang itu , orang tua, kakak, adik, hanya teman – teman saja yang tidak.
`````
Akhirnya aku pun sampai di sekolah baru yang aneh, wanita berkeliaran dengan memakai sarung diatasnya berjalan dengan anggun hingga rok mereka hamper menyapu lantai. “ siaaal..!” batinku.
Huhh.. kenapa ibu memasukan ku kesini, lalu digerbang aku melihat plang “ Pesantren modern”. Hahh? Modern! Batinku bergumam lagi. Aku pun mengecek hp ku. Ah tak ada WiFi !. Ini bukan modern namanya, dasar gombal. Ditengah kesibukannku bergumam, tiba2 seorang satpam menegurku.
“ De, mohon maah ada apa..?” kumisnya yang tebal menambah manis senyumannya. Aku hanya nyengir “ eh gak papa pak, saya anak baru disini”. “Oh.. anak baru.. ya sudah sini saya antar ke kelasnya, soalnya disini kelasnya banyak pasti nanti bingung”.
“Ohh gitu paakk.. boleh boleh”. Huuhh.. akupun lega akhirnya akupun tak mati kepusingan. Tapi tiba – tiba, jantungku serasa mau copot ketika pak satpam memberiku sebuah sarung alias kerudung untuk ku kenakan. “ Pak gak salaah..?”. mulutku menganga. “ lho apa yang salah ?”pak satpam balik heran.
Akhirnya aku pun, mau tak mau harus menurutinya. Sebab jangan sampai terulang kembali , hari pertama masuk tapi aku dikeluarkan. Setelah berjalan – jalan, akhirnya sampailah aku didepan kelas baruku. Sepi, hening, belajar denga rapi, serta penuh semangat dalam mengerjakan. Tak seperti aku yang tukang bolos dan tukang tidur.
Tok.. tok.! Aku mengetuk pintu. Belum sempat menginjakan kaki kekelas tiba – tiba 1 kelas meneriaki ku “ welcome to the jungle , Tiya…!”. Eeiitts.. Alisku mengerenyit, Mereka tau namaku..!
Aku hanya bias nyengir “ heeehh.. yaa yya.. welcome juga” aku serasa mati kutu. Bingung juga senang. Setelah basa basi layaknya anak baru, aku pun dipersilahkan duduk . 1 kursi kosong nampak terihat dari jarak 5 meter dari aku berdiri. Aku pun nyelonong duduk, sebab tak ada masalah dengan kursi itu.
Tiba – tiba, 1 kelas yang tadinya menyambutku dengan senyum tiba – tiba masam. 1 kelas tepatnya 30 orang berteriak kepadaku “ heeehhh.. itu kursi ikhwaaaaannn!”. Aku terdiam, “apa itu ikhwan ?”. Semua pun tertawa seakan aku adalah anggota warkop DKI. Seorang gadis berkacamata pun berbisik dari kejauhan , seakan mengisyaratkan “ duduk disampingku”. Aku pun kesan dan duduk dsampingnya. Setelah itu, semua pun normal meski bisik – bisik itu masih terdengar.
Saat istirahat pertama, aku duduk bersamanya . Bersama gadis kaca mata itu. “ Rina..!” ia memberikan tangannya untuk ku. “ aku berusaha tersenyum “ udah tau kan nama gue..!”. ia mengangguk. Suasana pun hening beberapa saat, karena bingung obrolan apa yang akan dibicarakan . namun keheningan itu berubah menjadi ecahan gelas saat ia menanyakan sesuatu yang kubenci.
“ ehh.. ak u tebak kamu orang batak ya..? abis tadi logatnya gue elo?” aku pun diam . Aku paling benci seseorang menanyakan keluargaku.” Gak tahu.. eh kok tadi pas kamu kesini kamu Cuma pake kerudung tapi bajunya gak panjang..? ”. sekali lagi pertanyaan itu mebuatku darahku naik 30 derajat. Dan yang terakhir.. “ tiya.. kamu beneran gak tahu ikhwan? Itukan bahasa arab yang paling mudah..?”. Akhirnya darah ku mendidih, aky yang arogan akhirnya memecah gelas tepat didepannya dan membuang muka sambil mengucap .” dasar sok alim”
Aku pun tanpa pikir panjang langsung kekelas, dan kabur tanpa pamit. Kelas yang tadinya ramai, tiba – tiba hening saat melihatku membanting pintu.
````
Hari ini, dimulai dengan kejengkelan, dan belum selesai hari ini. Tapi kejengkelan it uterus bertambah. Unutk melampiaskan kejengkalannku akupun nongkrong di halte tempat biasa aku menunggu bis dari siang hingga jam pulang sekolah tiba. Saat jam pulang sekolah tiba, Tiba2 rina dating menghampiriku.
“ Tiya..” ia memegang tanganku. “ apaan sih”. “ maaaaf.. “ bisiknya. Aku masih membuang muka. ”Tiya lihat aku…!”. Aku pun semaik naik darah “ mauu lo apaaa!!” .
“ SSSttt…. Jangan gede – gede tiya.. kamu itu perempuan”.
“ bodo , sok tau..!”. Tanpa terasa airmataku mengalir saking muaknya aku degan orang sok alim.
Tiba –tiba rina memelukku dengan erat, akupun terhenyak. “ aku tahu perasaaan mu tiyaa..”. aku pun melepas pelukannya dan pergi. “ sok tau looo!”
```
Esoknya , aku pun masih mau bernagkat ke sekolah denga harapan mood ku akan membaik. Rina pun menyambutku dengan senyuman “ good morning ukhti”. Aku pun pura2 tersenyum “ ukhta ukhti geser dong..”. .Belum sempat 1 menit ku duduk di kursi, tiba2 ia menggandeng tanganku berkata sambil manja “ eeh tiya nti pulang sekolah, nti ikut aku ya,, ke suatu tempat..!” Aku bergumam hhahhh emang gue emak lo!. Akupun dengan terpaksa mengiyakkannya karena kasiha melihat mukanya yang madesu.
Jam pulang pun tiba, ia pun mengajaku ke suatu tempat yang taka sing lagi yaitu mushola sekolah. “eh katanya meu ngajak ke suatu tempat.. ini mah mushola men..!”. ia tersenyum “ inikan tempat, disini aku akan ngasih apa yang kamu butuhkan..”. “ Apaan ? mukena”
Ia masih dengan senyumannya, lalu meninggalkanku berdua denga seorang kakak2 muda dengan kerudung besarnya. Sialan!. Tiba – tiba , kakak itu berkata “ baiklah kita buka dengan basmallah”
Saat itu aku masih belum ngudeng,sebab yang dibicarakannya adalah sesuatu yang tak asing bagiku , dugem, shopping , ngelawan orang tua , pacaran dll. Namun ia tak mengatakannya dengan nada menyindir. Hingga tak sadar aku sudah 2 jam aku bersamanya. “ baiklah kita tutup kajian kali ini dengan doa penutup majelias”. Hhah? Kajian..? ini pengajian to..! sumpah baru kali ini gue ngaji dan baru n baru kali ini gue ngerasa seadem ini. Akhirnya hari itu, merupakan hari dengan ending terbaik, sepanjang yang aku punya.
`````
Esoknya… aku pun dating ke rina. “ rin , gue mau lagi dong yang kyak kemarin, enak ma broo..!! mauu ya..” . Rin tersenyum “ dasar manusia”. Setelah beberapa kali mengkuti pengajian, aku pun mulai berubah, namun hal itu tak terlihat pada rina. Bahkan sebaliknya, belakangan ini aku melihatnya berdua2an dengan seorang laki2. Bahkan bergoncengan di motor. Aku ingin menegurnya, namun dengan ilmuky yang dkit ku pikir tidak.
Hingga akhirnya aku melihat di hape ku....
(Latifah Nurhidayah/ Sayfa Al-Taqiya)
Monday, 7 May 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment