Saturday, 20 October 2012


Tanpa terasa ujian tengah semester pun segera tiba. Sebagai seorang siswa, kita harus bisa mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Karena sesungguhnya ada banyak urgensi dan hikmah dibalik ujian tengah semester yang akan kita hadapi.
Pertama, ujian adalah sebuah cermin diri artinya ujian adalah salah satu tools atau tolak ukur untuk mengetahui kondisi diri kita, khususnya mengenai kemampuan dan tingkat kompetensi dari bidang yang kita pelajari. Dengan mengikuti ujian, kita akan mengetahui hal apa saja sudah kita kuasai dan hal apa saja yang belum kita kuasai sehingga kedepan kita bisa memperbaiki kekurangan kita dan membuat diri kita menjadi lebih baik.
Kedua, ujian sebuah alat evaluasi dari sebuah sistem pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar (KBM) yang berlangsung. Dari hasil ujian, guru akan bisa mengevaluasi sistem pengajaran yang dilakukan efektif atau tidaknya. Pada dasarnya, setiap soal berisikan tiga tipe kesulitan yang mencerminkan tingkat kemampuan atau pemahaman yang harus dikuasai. Tipe-tipe tersebut yakni tipe mudah, sedang dan sulit. Soal dengan tipe mudah biasanya tentang kemampuan atau pemahaman minimal yang harus dikuasi seorang siswa. Bagi siswa yang hanya bisa mengerjakan ini biasanya hanya mendapatkan nilai C yang artinya cukup. Soal tipe sedang biasanya berisi kemampuan atau pemahaman standar yang harus dikuasi seorang pelajar atau siswa, bagi yang bisa mengerjakan soal tipe mudah dan sedang saja biasanya mendapatkan nilai B yang artinya baik. Sedangkan soal tipe sulit biasanya berisi kemampuan atau pemahaman ideal yang harus dikuasai seorang siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu, bagi yang bisa mengerjakan tipe mudah, sedang dan sulit biasanya mendapaikan nilai A yang artinya sangat baik. Dengan melihat statistik hasil yang didapat, kita dapat mengevaluasi dari efektivitas dari sistem pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut walaupun tentu saja banyak faktor lain yang berpengaruh.
Sehingga apabila kita memahami akan urgensi dan tujuan dari ujian tersebut, kita akan memahami pula bahwa bukanlah nilai A atau B lah yang pada hakikatnya kita kejar. Nilai hanya sebuah parameter saja yang kadangkala tidak bisa mencerminkan sepenuhnya secara tepat dari tingkat kompetensi kita. Justru yang harus kita raih adalah kompetensi atau ilmu dari berbagai mata pelajaran yang kita ambil.
Perilaku  curang dalam ujian
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perilaku curang (baca : menyontek) sering kali terjadi dalam pelaksanaan ujian. Banyak hal yang menyebabkan perilaku yang sangat tidak prestatif ini sering terjadi. Kebanyakan mereka yang sering berbuat curang dalam ujian itu tidak memahami akan esensi dari ujian itu sendiri seperti yang telah dipaparkan di awal tulisan. Mereka hanya mengejar nilai dan kadang mengabaikan kompetensi yang dimiliki. Nilai kimia begitu diagungkan padahal masih banyak faktor yang harus kita meliki untuk menunjang kesuksesan kita.
Tidak salah lagi bahwa curang dalam ujian adalah perbuatan dosa karena di dalamnya mengandung beberapa kemaksiatan. Pertama kita mendapatkan sesuatu yang bukan hak kita apabila ternyata nilai kita menjadi lebih baik dengan menyontek tadi dibandingkan kita tidak menyontek. Kedua, saat kita menyontek, maka kita telah berbuat dusta kepada banyak pihak yaitu diri kita sendiri, kedua orang tua kita, guru kita, sahabat kita dan tentu saja Allah Subhanahu wa Ta’ala juga. Nah kok bisa? Logikany seperti ini. Saat kita mengikrarkan sebuah cita-cita menjadi orang sukses  atau prestatif tapi  ternyata kita menggunakan cara-cara yang sangat tidak prestatif dan cara-cara orang kalah yaitu dengan menyontek, berarti kita telah berbuat dusta terhadap diri kita karena perkataan dan perbuatan kita selaras. Saat kita memberikan kabar bahagia kepada orang tua dan keluarga kita  mengenai nilai kita yang ternyata dari hasil menyontek, berarti kita telah berbuat dusta terhadap mereka. Begitu juga terhadap guru kita yang merasa senang karena muridnya bisa mengerjakan soal dengan baik atau sahabat kita yang mengucapkan selamat dan memuji atas nilai kita yang bagus. Kemudian, pada saat sebelum ujian pasti kita berdo’a kepada Alllah untuk memberikan kemudahaan dalam mengerjakan atau memberikan nilai bagus tapi disaat bersamaan kita menggunakan cara-cara syaithan yakni dengan menyontek, maka kitapun telah berbuata  dusta terhadap Allah.
Barangsiapa berdusta terhadap diriku secara sengaja, hendaklah bersiap-siap menempati tempat berbaring dari api atau sebuah rumah di jahannam: (HR Ahmad)
                Bagi yang pernah melakukan kecurangan dalam ujian, mari kitaberistighfar, bertaubat, meninggalkan dan sekaligus tidak mengulanginya lagi. Bagi yang belum pernah, maka jangan pernah sekali-kali kita melakukannya. Marilah bersama-sama menjadi pribadi prestatif dengan jalan yang prestatif, menjadi pribadi yang sukses dengan cara-cara para pemenang dan menjadi pribadi yang berhasil dengan jalan yang mulia. Selamat ujian, semoga nilai yang antum dapatkan sesuaidengan harapan antum semuanya. [114]

0 komentar:

Post a Comment

Unordered List

Sample Text

Member Blogs

Total Pageviews

JAISH. Powered by Blogger.

Followers

What is JAISH?

My photo
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
JAISH (Journalist Asossiation of Insantama Senior Highschool) adalah sebuah club yang bergerak di bidang jurnalis di SMAIT Insantama Bogor

Cari Artikel

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget