Tuesday 12 March 2013


Semua dari kita, baik yang masih jadi pria atau wanita, baik yang masih remaja sampe yang udah kolot bau tanah, puaaasti pernah ngerasain yang namanya galau. Bahkan mungkin, galau tuh dah jadi kewajiban dan trend tersendiri buat kita. Mulai dari yang ga lulus UN, ga bisa masuk sekolah favorit, nilai jelek, sampe putus cinta juga ada.

Nah, yang jadi masalah, kita justru nyikapin gagal tuh jadi masalah. Padahal, gagal tuh sebenarnya bukan masalah. Why? Yaa, karena ga bakal ada sukses kalo ga ada gagal. Mau bagaimana pun juga, sukses ga ada yang instant, yang bisa berhasil tanpa proses penempaan terlebih dahulu. Dan kalo kita liat sejarah orang-orang sukses, di dalam kehidupan mereka puasti mengalami proses kegagalan.
Tapi, apakah mereka terpuruk dengan kegagalan mereka? No! Mereka justru menjadikan kegagalan sebagai pelajaran agar menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya. Maka, benarlah pepatah yang mengatakan, “Ga ada orang yang sakit, yang ada orang yang ga mau sembuh. Ga ada orang yang bodoh, yang ada hanyalah orang yang ga mau pinter. Ga ada orang yang gagal, yang ada adalah orang yang ga mau sukses!”

Karena....

Pelaut yang ulung tidak akan muncul dari samudera yang tenang...

Padahal, kalo mau sukses tuh caranya guaaaampang banget. Ya, kita tinggal copy paste aja kebiasaan-kebiasaan baik orang-orang sukses terdahulu dan menjadikannya kebiasaan hidup kita. Mereka adalah hasil kebiasaan mereka di masa lalu, begitu pun kita. Kita di masa depan adalah hasil kebiasaan kita di masa lalu. Gampang kan? Oooo, gampang banget! Tapi, emang kita-nya aja sih yang suka rada-rada. Dikit-dikit males, dikit-dikit ga mood, dikit-dikit galau. Gimana mau sukses kalo hidupnya galau melulu?

Yah, banyak kok tokoh-tokoh terkenal yang udah ngebuktiin hal ini, mulai dari kalangan muslim sampe non-muslim. Ambil aja Thomas Alfa Edison, yang gagal ribuan kali, tapi ga pernah merasa gagal. Why? Karena beliau selalu menyikapi kegagalannya sebagai sebuah pengalaman, di mana cara yang gagal adalah cara yang salah dan mencari inovasi lain adalah cara menuju kesuksesan.

Contoh lain sih, ada juga Ibnu Hajar, yang terinspirasi dari setetes air yang lemah dan gampang ancur, bisa ngelobangin batu yang kuat minta ampun. Ya, hal itu terjadi ketika air itu terus menerus mencoba, setetes demi setetes, tanpa berhenti. Akhirnya, jebol juga tuh batu. Aneh ga? Ya ga aneh sih. Kenapa? Karena itulah hukum alam. Sama aja kayak kita, yang kalo terus menerus berusaha sambil mengharapkan pertolongan Allah, yakin deh Allah pasti bakal nunjukin jalan-Nya. Dijamin!

Jadi, lari dari masalah atau hadapi? Yaa, hadapi aja deuh. Hasilnya mah kan terserah Allah. Buruan ubah kelemahan kita jadi kekuatan. Karena eh karena, waktu tidak akan pernah kembali…

Maka, muncul sebuah pertanyaan. Ketika kita sudah berusaha semaksimal mungkin, kok Allah ga ngabulin apa yang kita inginkan? Nah lho!

Nah, kalo udah kayak gini, coba deh kita renungin…

1. Bukankah Allah itu tidak menilai hasil, melainkan usahanya? Ya, prosesnya! Ketika kita punya temen yang jeniusnya minta maaf, ga pake belajar nilai sempurna melulu, maka janganlah iri. Kenapa? Karena usahanya nol besar. sedikit perjuangannya, sedikit prosesnya. Maka, beruntunglah kita yang berjuang terus menerus, belajar dengan sungguh-sungguh sambil terus mengharapkan ridho Allah, walaupun ujung-ujungnya nilainya kecil. Why? Sekali lagi, karena Allah menilai usahanya, menilai prosesnya. Maka, antara dua orang yang dapet nilai 100, manakah yang pahalanya lebih besar? Jelas, orang yang berjuang lebih keraslah yang mendapatkannya.

2. Bukankah Allah menciptakan manusia diciptakan dengan potensi yang sama? Ga ada yang dilebih-lebihin, apalagi dikurangin. Otak kita sama dengan Einstein, sama juga dengan Imam Syafi’i, bahkan Rasulullah. Nah, apa yang bikin beda? Yaa, cara make kenikmatan Allah-nya beda! Kalo mereka, bersyukur dan menggunakannya sesuai dengan tujuan penciptaannya. Kalo kita? Hmm, Insya Allah sama deuh!

3. Bukankah Allah selalu mengabulkan do’a dan ga pernah ngelanggar janji? Jadi, apapun do’a kita pasti dikabulin! Kalo ga di dunia, pasti di akhirat. Kalo ga sesuai yang diinginkan, pasti diganti sama yang lebih baik.



Maka, benarlah sebuah syair…



Ketika kumohon kepada Allah kekuatan,

Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat…

Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan,

Allah memberiku masalah untuk dipecahkan…

Ketika kumohon kepada Allah kesejahteraan,

Allah memberiku akal untuk berfikir…

Ketika kumohon kepada Allah keberanian,

Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi…

Ketika kumohon kepada Allah sebuah cinta,

Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong…

Ketika kumohon kepada Allah bantuan,

Allah memberiku kesempitan…

Aku tidak pernah menerima apa yang kupinta…

Tapi aku menerima semua yang kubutuhkan…

Do’aku terjawab sudah…

0 komentar:

Post a Comment

Unordered List

Sample Text

Member Blogs

Total Pageviews

JAISH. Powered by Blogger.

Followers

What is JAISH?

My photo
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
JAISH (Journalist Asossiation of Insantama Senior Highschool) adalah sebuah club yang bergerak di bidang jurnalis di SMAIT Insantama Bogor

Cari Artikel

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget