Meski
dingin begitu menusuk hingga ke tulang, hal itu tak menyurutkan semangat mereka.
Tepat pukul 04.45 WIB dini hari, tim LKMM 2013 bersiap wudhu dan berangkat
menuju mushala terdekat untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah, lalu
mendengarkan kuliah shubuh dari perwakilan tim LKMM 2013 bernama Hafiz Rasyidi.
Sepulang
dari mushala, tim LKMM 2013 segera kembali ke rumah masing-masing untuk bersiap
melaksanakan problem solving di setiap RW yang telah ditentukan. Metode problem
solving itu sendiri, dilakukan dengan cara melakukan wawancara berisikan
pertanyaan mengenai SWOT yaitu Strength
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Treats (tantangan)
kepada setiap warga Desa Dawungsari dari berbagai kalangan meliputi buruh,
guru, ketua RT, RW, remaja, tokoh agama, hingga lansia.
Pukul
07.00 WIB, tim LKMM 2013 berkumpul di pos terakhir kemarin, lalu berbaris
sesuai kelompok masing-masing. Bapak Karebet selaku pembina, kembali
menjelaskan sedikit mengenai problem solving yang akan dilakukan, dan membagi
kelompok-kelompok ke setiap RW. Kelompok 1 ditugaskan ke RW 3, kelompok 2 ke RW
2, kelompok 3 ke RW 1, dan seterusnya berurutan dengan nomer kelompok hingga RW
7.
Seusai
penjelasan dari Bapak Karebet, tim LKMM pun langsung berangkat menuju RWnya
masing-masing. Akhwat ditempatkan di RW bagian bawah desa meliputi RW 1-3,
sedangkan ikhwan berada di bagian atas desa yaitu RW 4-7.
Dengan
penuh semangat, tiap kelompok menjelajahi RW nya masing-masing sembari
menikmati sejuknya cuaca Desa Dawungsari dan hamparan sawah yang begitu memikat.
Tugas pun segera dimulai. Para peserta tim LKMM yang terpecah menjadi
kelompok-kelompok, kembail dipecah kembali menjadi sub grup dan dibagi ke tiap
RT di masing-masing RW.
Tiap-tiap
rumah warga mereka masuki. Dengan ramah tamah dan penggunaan bahasa sunda yang
seadanya, tim LKMM melontarkan pertanyaan-pertanyaan ringan lalu dilanjutkan
oleh pertanyaan berisikan SWOT mengenai desa, namun dengan penyampaian yang
lebih sederhana. Tak ketinggalan, harapan juga cita-cita warga tim LKMM 2013
tampung untuk Desa Dawungsari yang lebih baik.
Tak
disangka, warga desa sangat menyambut
keberadaan tim LKMM 2013. Mereka begitu ramah, dan terlihat berapresiasi saat
menjawab satu persatu pertanyaan yang dilontarkan. Bahkan di salah satu
kelompok, ada warga yang menawarkan diri menjadi tour gate dan bersedia mengantarkan
kelompok tersebut ke rumah-rumah warga yang dituju.
Setelah
berhasil mengumpulkan responden sekitar 16 orang ditiap kelompok, para peserta
LKMM 2013 pun pulang ke rumah untuk berkumpul dan merehatkan diri sekaligus
makan siang. Kali ini, perbincangan antar peserta LKMM 2013 berisikan
pengalaman masing-masing mengenai warga Desa Dawungsari yang baru mereka temui.
Mulai tentang keadaan desa yang begitu indah, gosip mengenai sengketa tanah,
hingga BLSM desa yang tidak dibagikan secara merata.
Pukul
13.30, seluruh peserta LKMM 2013 kembali diperintahkan berkumpul di mushala,
untuk mempersiapkan isi presentasi tiap kelompok. Tiap kelompok pun membuat
lingkaran dan berdiskusi mengenai isi presentasi. Perintah pertama, tim
ditugaskan untuk menyusun tujuan, metode, dan harapan mengenai analisis yang
dilakukan, setelah itu tim menentukan SWOT juga posisi desa dalam analisis SWOT
tersebut sesuai hasil wawancara, dan
terakhir tim membuat rekomendasi solusi secara strategis dan fungsional.
Seusai
mengerjakan isi presentasi yang dirangkum dalam slide power point, tim LKMM
2013 kembali pulang ke rumah untuk rehat sejenak. Hingga pukul 16.30, tim LKMM
2013 berangkat menuju mushalla untuk menghadiri pengajian desa setempat.
Pengajian itu sendiri diisi oleh perwakilan tim LKMM 2013 yaitu Raihan Mubarak
selaku pembicara pertama, Tsaqifa Noorhadi A sebagai pembicara kedua, dan pembicara utama diisi oleh pembina LKMM 2013, Bapak Karebet.
Tak lupa, dua MC ikut mengiringi pengajian sore ini yaitu Syifaa Urrahmah dan
Adzkiaturahmah. Yang menarik, seluruh rangkaian acara menggunakan bahasa sunda,
bahasa khas desa setempat.
Warga
sekitar yang menghadiri pengajian, terlihat memperhatikan dengan seksama acara
pengajian tersebut. Apalagi setelah MC memperkenalkan salam khas Insantama yang
diterjemahkan dengan bahasa sunda, warga kian terhibur dan menikmati acara.
Setiap MC bertanya, “kumaha kabarna dinten ieu?” warga dan tim LKMM 2013
serempak menjawab, “alhamdulilah, sae pisan, Allahuakbar! Leres!”
Sekitar
pukul 16.15, pengajian selesai dan ditutup oleh salam-salaman bersama warga. Setelah
itu, tim LKMM 2013 pulang ke rumah untuk makan malam, sholat maghrib, dan
mempersiapkan presentasi hasil SWOT yang akan ditampilkan per-kelompok nanti
malam.
Waktu telah
menunjukan pukul 19.20. Hembusan angin kian kencang menderu Desa Dawungsari,
Garut. Namun, tak menyurutkan semangat tim LKMM untuk kembali berangkat ke
mushalla, dan melaksanakan presentasi di hadapan seluruh peserta LKMM 2013 dan
juga pembina.
Satu-persatu
kelompok maju kedepan untuk menunjukan hasil presentasi mengenai RW
masing-masing yang tadi siang telah dikunjungi. Berbagai cerita dan foto-foto
menarik pun tak lupa mereka suguhkan, agar memperdalam penjelasan isi dari presentasi
tersebut.
Hingga
pada pukul 10.05, presentasi dari seluruh kelompok telah selesai ditampilkan.
Masing-masing kelompok diperintahkan untuk memberikan dua perwakilan untuk
menyelesaikan presentasi utama yang merangkap seluruh isi SWOT, rekomendasi
solusi, dan harapan Desa Dawungsari, yang akan akan ditampilkan besok pukul
09.00 oleh perwakilan tim LKMM yaitu Kurnia Adi dan Fairuz Abadi selaku
MC, juga
pengisi acara yaitu Silmi Fatharabbani, Adzkiaturrahmah, dan Farhan
Fauzi.
Rangkaian
acara LKMM 2013 Goes to Garut pada hari kedua telah berakhir. Tim kembali
pulang ke rumah untuk tidur dan beristirahat. Bersiap melaksanakan kegiatan
LKMM di hari esok, dan kembali mencatat sejarah dalam dunia perlkmman SMAIT Insantama.
0 komentar:
Post a Comment