Tuesday 21 February 2012

14 Februari 2012
“Rahma, makasih ya udah mau ngisi materi Kajian Remaja kali ini,” Faza berterima kasih padaku.
“Nyante aja kali, Za.” Aku tersenyum padanya seraya membereskan tas ku.
“Ya udah, aku cabut dulu ya... Assalamualaikum,” kataku lagi. Faza mengangguk lalu menyalamiku. Aku membalasnya dengan hal yang sama.
“Ati-ati di jalan ya... !” ia melambaikan tangannya, “Oh, ya... hilang tahun ya hari ini ukhty... jangan lupa muhasabah key,” serunya.
Aku tersenyum kecil, “ingat aja, ya, insya Allah muhasabah setiap hari kok, nggak satu tahun sekali,”
Faza tertawa, lalu kami berpisah.
Kini sepanjang jalan yang ku lewati mendadak dipenuhi warna pink, bunga mawar, coklat dan pasangan cowok cewek bergandengan tangan dimana-mana. Miris. Lagu-lagu beraroma syahwat berlomba-lomba memenuhi udara dari pusat perbelanjaan besar  hingga lapak-lapak penjual DVD bajakan.
Perasaan muak, mual dan sedih menghiasi dinding-dinding hatiku. Bagaimana tidak? Hari yang dicap penuh dengan kasih sayang ini Cuma sebuah tipu daya, bahasa kerennya kata Faza konspirasi dibaliknya.  Banyak yang sudah tahu bahwa Valentine day bukan dari Islam, tapi ikut saja merayakan. Mungkin masih merasa sah-sah saja. Tanpa ngerti bahwa barangsiapa yang mengikuti suatu kaum maka ia bagian darinya.
 
Akhirnya aku tiba di tempat tujuanku. Aku melangkah perlahan melewati satu demi satu nisan putih maupun kayu yang tegak dilupakan waktu. Hingga tiba di nisan berpualam putih bertuliskan ‘Sandra Virginia’ meninggal dua tahun yang lalu.
Kutatap lama nisan itu, lalu aku berjongkok membersihkan daun-daun kamboja yang berguguran mengotori tanah merah itu. Beribu-ribu kenangan berkelebat di benakku. Rasanya hatiku semakin sesak saja. Air mata mengambang ragu di pelopak mata. kupejamkan mata dan mulai berdoa, agar Virgin sahabatku diampuni dosa-dosanya.
“Selamat ulang tahun, Virgin...,” bibirku bergetar mengucapkannya. Dan Aku tersedot ke masa lalu.
14 Februari 2008. 09.18
“Selamat Ulang Tahun Valentine!”  Teman-teman langsung menyorakiku begitu kakiku menginjak lantai kelas. Aku tertawa senang.
Beberapa saat kemudian saat sahabatku Virgin masuk. Kelas kembali gaduh.
“Happy Birthday Virgin!”
 “Cihuy... Valentine!” aku bersorak, karena kalau Valentine tiba itu artinya...
Aku dan Virgin Ulang tahun ditambah Valentine days samadengan coklat, bunga, kado ultah, tiket gratis dari Cafe The X Couple keren bagi cewek yang lahir pada hari ini, dan itu termasuk aku dan Virgin...hehehe... terus ngedate seru bareng Irgi pacarku atau double date sama Virgin (sahabatku yang sama-sama lahir di hari Valentine) dan Danang, pacar Virgin. Pokonya segudang keseruan lain yang bisa diakuin di hari Valentine. Salah satunya berlomba mengumpulkan coklat sebanyak-banyaknya. Seruuuu!
“Hari ini kamu mau ngapain sama Irgi?” tanya Virgin padaku di sela-sela penjelasan guru.
Aku berbinar, “Date di cafe. Dapet tiket gratisan...,”
Virgin melengos, “Nggak ada peningkatan deh loe! Gue sama Danang mau ke puncak malam ini, booking villa punya omnya,”
Mataku terbelalak, “Gila! Serem! Ngapain ke tempat begituan,”
Virgin sahabatku itu tertawa penuh arti, “Seru-seruan!”
Aku terhenyak, biasanya Virgin dan aku double date bareng di cafe, lalu beranjak pulang sebelum malam. Tapi, kali ini ia pergi ke Villa bareng Danang di daerah puncak. Aku mendadak khawatir.
“Ati-ati aja, jaga diri, jangan ampe macem-macem sama Danang,” bisikku.
“Halah, gue udah gede ini. Kalau loe mau ikut bilang aja ntar gue jemput,” ia balas berbisik padaku. Aku  tertegun dan menggeleng-geleng.  Semoga nggak ada apa-apa.
***
PLAK! “BR****K...!”
Aku menampar keras pipi Irgi pasca ia merayuku untuk menginap di rumanya yang kosong malam ini. hatiku jauh lebih sakit daripada tamparanku untuknya. Dikira aku cewek apa? Sakit banget rasanya hatiku, ya Allah nyeri sekali hatiku. Setengah berlari aku meninggalkan Irgi yang menatapku marah dan sinis dari kursinya. Mungkin masih merasa dipermalukan olehku. Silahkan marah, terserah. Aku terus berlari melewati pasangan-pasangan yang mesum semesum-mesumnya di cafe najis itu. Aku berburai air mata. Hatiku begitu sakit.  
Selama perjalanan pulang aku termenung, sudah berapa cewek yang mengalami hal sama di hari Kasih Sayang ini? Hari kasih sayang?! Huh, gila... ini bukan hari kasih sayang, ini hari Mesum Internasional. Kenapa aku baru melek?! Aku muak dengan Valentine. MUAK!
Ratapku sedih, sambil terus menitikan air mata. masih sangat-sangat nyeri rasanya. Dan aku masih ingin memukuli Irgi sepuasnya.
 Dasar Irgi Brengsek! Dan aku lanjut memakinya dalam hati sampai ribuan kali.

***
Pertengahan April.
Virgin datang kepadaku sambil menangis hebat. Ia positif hamil! Dan dia memilih untuk menggugurkannya ke dokter aborsi ilegal. Aku terpaku mendengarnya.
“Kok sampai kayak gini sih, Gin?” tanyaku risau.
Ia memandangku nanar, “ it’s just a proof, that I love him!” jawabnya gemetar, airmatanya terus menganak sungai dan bahunya sesekali terguncang  karena sesenggukan.
 Aku menelah ludah kecut. Perasaan sakit hati Virgin bisa kurasakan. Pembuktian atas nama cinta? Yang benar saja. Itu Cuma akal-akalan saja. Aku teringat pada Irgi. Rasa marah bercampur sedih naik sampai ke ubun-ubun.
“Dia udah tahu? Dia mau bertanggunag jawab?!” tanyaku memburu. Virgin menatapku l ama sekali, ia tak mengatakan apapun kecuali memelukku semakin erat serta tangisnya yang semakin menjadi. Virgin tak mengatakan apapun namun aku mengerti. Hatiku semakin sakit. Sakit, sakit, sakit sekali.
Dan aku menaikkan taraf muakku menjadi BENCI.
A.K.U.B.E.N.C.I.V.A.L.E.N.T.I.N.E.D.A.Y.S.
***
14 Februari 2009
“Kamu benci Valentine harusnya bukan hanya sebatas kamu tersakiti ataupun karena Virgin hamil, tapi karena Valentine itu bukan budaya Islam, jadi memang layak dibenci dan nggak patut diikutin,” jelas Faza padaku. Aku diam saja sambil mengusap airmata.
“Hari Valentine juga hari pembantaian kaum Muslimin di Spanyol,” lanjut Faza. Aku diam, tapi dalam hati aku terkejut. Benarkah? Mengapa aku baru tahu? Kemana saja aku?
Valentine day kali ini aku tidak bersemangat, jadi aku kabur dari kelas yang penuh dengan suasana sesak Valentine. Dan melabuhkan gundah gulanaku di kantin, galaunya makin menjadi melihat kantin sesak dengan pasangan-pasangan, akhirnya aku lari ke mushola dan bertemu Faza. Akhirnya, jadi curhat besar-besaran.
“Cinta dan benci hanya boleh karena Allah semata, Val...” 
Aku tercenung lama. “Aku malu punya nama Valentine, Za...”
“Kamu harus malu hanya karena Allah, tidak yang lain,”
Aku mengangguk sesenggukan, dan kata-kata itu tanpa kusadari terekam dalam memoriku berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan kemudian. 
***
14 Februari 2010, 02.00
“Namaku Rahmah,” aku bertutur seorang diri didepan cermin.  Hari ini ulang tahunku dan ulang tahun Virgin. Dan tepat pada hari ini aku memakai nama Hijrahku “Rahma Zahra”. Nama ini membuatku merasa lebih baik dan terhormat. Yang juga Insya Allah mengawali perbaikan panjang ke jalanNya. Bismillah...
***
15 Februari 2010
Aku terpekur menatap jasad beku Virgin di rumah sakit. Mataku berkabut. Virgin ditemukan overdosis semalam di Cafe The X Couples saat merayakan valentine. Hatiku tersayat sedih. Mengapa akhirnya harus begini. Aku juga dihujam rasa bersalah tak mampu membawanya ke jalan Islam.
 Allah ampuni dosa-dosanya.
Aku tergugu disamping jasadnya
***
Namaku Rahma.
Siapa Valentine?
***
ZR
Untuk semua Valentine-Valentine lain dimuka bumi.
Cinta dan bencilah karena Allah.
1 Februari 2012.
Sixsense.kingdom.

0 komentar:

Post a Comment

Unordered List

Sample Text

Member Blogs

Total Pageviews

JAISH. Powered by Blogger.

Followers

What is JAISH?

My photo
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
JAISH (Journalist Asossiation of Insantama Senior Highschool) adalah sebuah club yang bergerak di bidang jurnalis di SMAIT Insantama Bogor

Cari Artikel

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget