Tuesday, 21 February 2012

Beuh, miris banget! Sampai-sampai anak kecil aja yang umurnya 4 tahun harus kehilangan masa bahagianya karena Valentine Day! Masyaallah, Nyeri hate saya!”, ungkapnya sambil menggelengkan kepala saat ditanya bagaimana dampak dari Valentine Day.
Valentine Day tidak hanya marak dikalangan remaja ataupun dewasa bahkan banyak anak kecil yang ‘ikut-ikutan’ merayakannya. Seiring pesatnya perkembangan zaman, banyak korban terutama generasi muda yang terjerumus ‘arus’ bahaya ini. Akibatnya, tentu sangat merusak generasi baru yang mana mereka terdidik secara langsung maupun tidak oleh lingkungannya, sehingga angka kriminalitaspun semakin meningkat.

 Hal ini tentu menyentuh hati seorang Penulis buku-buku motivasi remaja. Buku-bukunya sangat memotivasi, salah satunya mengulas tentang remaja kini yang notabene-nya masih suka ikut-ikutan, dalam bukunya yang berjudul Jangan Jadi Remaja Bebek yang diterbitkan oleh Zikrul Remaja. Beliau yang seorang Guru, Freelance Journalist, Konsultan Remaja, Trainer Jurnalistik di Rumah Gemilang Indonesia Al-Azhar, Bogor ini sangat prihatin sekali, apalagi saat beliau bertemu dengan salah satu teman muridnya yang menjadi korban asusila setelah merayakan Valentine. Beliau adalah Oleh Solihin yang akrab dipanggil Ustadz Solihin atau nama gaulnya Kang Oleh. Berikut hasil wawancara kami kepada beliau.
Menurut Ustadz, Valentine itu kayak gimana sih, Tadz?
Valentine Day adalah hari merusak kasih sayang. Karena VD bagi saya adalah Violent Death yang artinya mati karena kecelakaan. Faktanya, terutama dikalangan remaja, banyak yang ‘mati hatinya’ karena kecelakaan saat ikut berpartisipasi dan merayakan Valentine Day. Bagaimana tidak, wong trendsetan-nya saja kegiatan Prostitusi dan Narkoba, jelas bangsa ini hancur. Tapi itulah setan, mereka pintar ‘mengemas’ hal maksiat terlihat sangat indah.
Kira-kira kenapa mereka mau ngerayain Valentine ya, Tadz?
            Pastinya karena mereka sudah di-brain wash oleh adat identik dari Valentine Day itu sendiri. Ya kayak coklat, sms ucapan, hadiah apapun yang berwarna pink dan semuanya itu berbau love, apalagi menjangkitnya sampai pada dating dan berzina, wah! itu mah udah kelewat maksiat ngerayainnya. Apalagi mereka sudah disugesti bahwa yang ngerayain Valentine tanpa ada pasangannya itu gak gaul, akhirnya karena gengsi mereka terjerumuslah. Selain itu, banyak lagu-lagu atau film yang mendukung Valentine Day itu sendiri, apalagi film-filmnya dominan animasi yang menayangkan sosok Cupid si Dewa cinta yang dibuat lucu.
           
Hm, kalau begitu bahaya juga dong buat anak kecil, apalagi mereka kan masih polos dan lugu?
Ya, begitulah. Anak zaman sekarang aja udah tajam sekali hafalannya sama lagu-lagu percintaan yang berbau dewasa dan malah merekapun tahu apa itu pacaran. Bahayanya lagi sampai ada yang ngasih cokelat segala kepada lawan jenisnya, menyatakan cinta, pacaran dan sampai ada yang jadi korban asusila. Ini yang membuat saya miris. Saya pun mewanti-wanti anak saya agar tidak ikut-ikutan budaya kufur ini. Saya arahkan pemahaman mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu harus sesuai syari’at Islam kalau tidak lebih baik ditinggalkan saja.
Berarti harus ada yang memantau anak-anak agar tidak terjerumus, nah bagaimana dengan orangtua yang masih tidak peduli bahaya Valentine ini, Tadz?
Maka dari itu anak adalah cerminan orangtuanya. Kalau orangtuanya tidak peduli, ya anak akan tidak peduli juga. Tapi tidak semua anak juga mudah terjerumus, tergantung lingkungan mereka dengan dunianya dan juga lingkungan mereka dengan keluarganya. Permasalahannya banyak juga orangtua yang masih awam dengan Valentine. Karena itulah peran orangtua untuk mengkaji ilmu Islam dan menerapkannya secara konsisten dalam lingkup kehidupan mereka baik sama anak maupun keluarga lain sangat penting. Setidaknya anak akan mendapat contoh hal baik dan pemahaman Islam.
Adakah pengalaman keluarga, kerabat atau orang terdekat yang pernah jadi korban Valentine?
Pengalaman teman murid saya saat ia SMA. Dia bercerita kepada saya kalau temannya itu berkerudung dan aktivis Rohis (Rohani Islam) di Sekolahnya. Saat itu pas hari Valentine temannya pulang dengan seorang laki-laki luar yang bukan anak Sekolahnya. Dia bingung dan curiga melihat teman perempuannya. Singkatnya si temannya itu 2 hari menghilang dan  di hari ke-3 saat ditemukan ternyata dia sudah setres, pakaiannya tidak beraturan serta kumal. Hingga akhirnya si temannya itu meninggal, bunuh diri karena mungkin dia tidak mau menanggung malu.
Wah, dampaknya sangat buruk sekali ya Ustadz?
Itu pasti. Segala sesuatu yang berbau maksiat tentu sangat berbahaya. Mau dilihat sisi positifnya saja mah udah gak mempan. Coba kalau dibandingkan dengan sisi negatif yang bejibun, pasti sisi positifnya udah ketelen, deh alias tidak ada. Itulah kriminalitas merajalela, zaman semakin eror, manusianya juga eror dan memang tanda-tanda kiamat. Ya, seperti kasus anak kecil yang berumur 4 tahun diperkosa oleh komplotan remaja SMP yang sedang mabuk-mabukan. Ck, ck, ck... .
Solusinya bagaimana tuh, Ustadz agar setidaknya bisa menjauhi Valentine dan maksiatnya?
Pemahaman Islam yang lurus serta pendidikan Islam yang diterapkan sesuai syari’atnya. Beri pendirian kuat agar istiqomah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Banyak-banyak mengingat Allah dan bertaqorub kepada Allah. Ajarkan juga bahwa kita harus saling menolong dan menasihati dalam kebenaran. Terutama kasih tahu mereka bukti atau realita dari hal maksiat dan hal yang ma’ruf. Tentu karena memang sistem yang ada memang sudah hancur, Liberalis-Kapitalis.
Boleh nih, pesan Ustadz buat remaja sekarang itu kayak gimana?
Buat sobat muda-mudi nih, jangan sembarangan main api. Kalau kebakar bisa angus terus ancur. Pelajarilah Ilmu Islam secara keseluruhan jangan setengah-setengah, niatin, terus amalin, tuh. Kalau bisa jerumusin temen untuk ikut kegiatan kajian Islam yang positif jangan kamu yang terpengaruh mereka. Tepis gengsi, bangkitkan semangat dakwah beramar ma’ruf nahi munkar. Kalianlah para pemuda-pemudi pejuang Islam sejati yang nanti akan dibutuhkan oleh masyarakat bahkan dunia. Dan ingat! Jangan jadi Remaja Bebek!.[hj] 

0 komentar:

Post a Comment

Unordered List

Sample Text

Member Blogs

Total Pageviews

JAISH. Powered by Blogger.

Followers

What is JAISH?

My photo
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
JAISH (Journalist Asossiation of Insantama Senior Highschool) adalah sebuah club yang bergerak di bidang jurnalis di SMAIT Insantama Bogor

Cari Artikel

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget